Air got, comberan, atau air selokan memang menjadi salah satu masalah penyebab penyakit, baik di desa maupun di perkotaan. Apalagi fasilitas sanitasi dan pembuangan limbah rumah tangga di negara kita ini belum dapat dibilang baik. Keadaan ini juga semakin diperparah dengan banyaknya masyarakat kita yang gemar membuang sampah sembarangan, sehingga menyebabkan selokan menjadi tersumbat.
Banyaknya selokan yang tersumbat karena sampah tersebut seringkali menimbulkan berbagai masalah. Contoh yang paling sederhana adalah bau busuk, pemandangan yang tak sedap dipandang, hingga menimbulkan masalah yang lebih serius seperti penyakit dan bencana banjir. Dilihat dari bentuk, warna, serta baunya tersebut, tak heran jika banyak masyarakat yang enggan “berurusan” dengan air selokan.
Padahal, air got yang memiliki nama keren grey water ini dapat dijadikan sebagai pupuk organik. Pada awalnya kami pribadi juga heran dan tak percaya, karena kami pikir air got mengandung banyak bakteri yang kemungkinan besar dapat menyebabkan penyakit tanaman. Namun setelah kami melakukan riset kecil-kecilan melalui internet, ternyata pemanfaatan limbah selokan untuk pupuk itu memang benar adanya. Bahkan ada beberapa penelitian sederhana yang menunjukkan tingkat keefektifan Air Selokan Sebagai Pupuk Organik.
O Kandungan Air Selokan
Air selokan merupakan air yang berasal dari limbah buangan seperti air bekas mandi dan bekas cucian, namun bukan air buangan dari kotoran manusia (tinja). Ketika kita mencuci gerabah, banyak sisa makanan yang terbuang mengalir ke selokan. Begitu pula ketika kita mandi dan buang air kecil, kotorannya juga akan mengalir ke selokan. Sebelum air mengalir sampai jauh, (baca:sungai) biasanya air selokan ini ada yang menggenang. Apalagi kalau selokan mampet, genangannya pasti juga akan semakin tinggi.
Nah, dalam pengukuran atau indikator material pada air selokan dikenal berbagai istilah seperti Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Total Suspended Solid (TSS). BOD sendiri merupakan parameter jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengurai limbah-limbah organik pada air. Semakin banyak bahan organik yang ada pada air, maka akan semakin banyak pula bakteri yang ada.
Selama proses penguraian limbah organik, bakteri-bakteri ini dapat menghabiskan oksigen yang terlarut dalam air. Oleh karenanya, sangat jarang sekali ada biota air atau ikan yang hidup di perairan yang tercemar (comberan). Dalam proses penguraian ini juga terjadi pembusukan bahan organik, sehingga timbullah bau menyengat.
Sedangkan COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik, secara fisika zat ini merupakan penyebab kekeruhan pada air. Angka COD merupakan nilai yang dipakai untuk mengukur tingkat pencemaran air oleh zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Total Suspended Solid (TSS) adalah residu atau kotoran kecil-kecil yang menumpuk di dalam selokan. Material yang termasuk dalam kategori TSS diantaranya adalah lumpur, tanah liat, pasir, ganggang, bakteri, dan jamur. TSS ini pula yang menyebabkan tingkat kekeruhan pada air. Bagaimana? Apakah Anda semakin paham dengan istilah-istilah tersebut? atau justru malah tambah bingung?
O Cara Penggunaan Air Selokan Sebagai Pupuk Organik
Penggunaan air selokan sebagai pupuk selain dapat menyuburkan tanaman, juga sekaligus dapat membersihkan selokan dari kotoran dan endapan. Cara penggunaannya pun cukup mudah. Tinggal ambil air selokan menggunakan ember. Lalu siramkan pada tanah di sekitar perakaran tanaman. Untuk hasil optimal, sertakan pula lumpur atau tanah yang mengendap di dasar selokan.
Selain dengan cara diatas, dapat juga dengan memfermentasi air selokan tersebut. Cara membuatnya pun cukup mudah, seperti membuat pupuk organik cair. Yaitu dengan menambahkan bakteri fermentasi, kemudian simpan dalam wadah tertutup rapat. Lalu diamkan selama kurang lebih 15 hari, sampai air tidak berbau menyengat lagi. Setelahnya, pupuk bisa disiramkan pada tanah di sekitar tanaman.
Perlu diingat, untuk tanaman sayur sebaiknya tidak menyiramkan air selokan langsung pada daun maupun batang tanaman karena dikhawatirkan noda hitam pada air selokan dapat berdampak buruk pada tanaman. Jika memungkinkan, bisa juga menyemprotkan air ke tanaman sayur Anda untuk “membilas” tanaman dari lumpur dan kotoran yang dibawa oleh air selokan. Namun, cukup disemprot batang serta daunnya saja ya, untuk tanahnya tak perlu disiram ulang.
Pemanfaatan limbah selokan juga tak hanya terbatas pada air-nya saja, namun juga pada endapan residu yang berupa lumpur serta pasir. Sebagai informasi, lumpur tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai campuran media tanam maupun media semai. Penggunannya pun tak perlu ribet, karena dapat dimanfaatkan langsung. Karena pupuk sudah diwakili oleh air selokan, jadi dengan menerapkan hal ini uang bukankah pengeluaran kita juga akan semakin hemat?Mengolah air selokan dengan metode Ecotech Garden (EGA)
Namun ada pula masyarakat yang justru dengan sengaja “menampung” air selokan di pekarang rumah, untuk memudahkan pemanfaatannya sebagai pupuk. Mereka membuat penampungan air selokan seperti kolam kecil dari galian tanah (tidak disemen), sehingga sebagian air selokan tertampung di kolam kecil tersebut. Karena tidak disemen, maka air selokan itu terserap ke tanah dan membasahi kebun serta pekarangan, sembari mengalirkan nutrisinya melalui tanah. Metode ini disebut sebagai Ecotech Garden, atau biasa disingkat EGA.
Pada kolam penampung pada sistem EGA ini juga ditanami dengan berbagai tanaman hias, maupun tanaman air. Dengan teknik seperti itu, diharapkan residu serta kotoran dan bahan kimia akan diserap melalui akar tanaman, mengurangi bau, dan mengundang makhluk hidup seperti katak untuk bermukim di sekitar kolam itu. Jadi, meskipun sebagai penampung air kotor, jentik nyamuk akan kesusahan berkembang biak, karena adanya katak. Untuk penjelasan mengenai EGA ini, akan kami tulis di lain kesempatan.
Itulah penjelasan mengenai pemanfaatan Air Selokan Sebagai Pupuk Organik yang baik untuk tanaman. Seandainya banyak masyarakat yang memanfaatkan air serta limbah selokan sebagai pupuk, maka tentunya akan menghemat pengeluaran untuk merawat tanaman. Selain itu, tentu lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat, karena secara tidak langsung aktivitas ini juga dapat membersihkan selokan yang kotor. Bagaimana? Anda tertarik mencoba?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar